Rabu, 26 Agustus 2009
Jalur Alternatif Mudik 2009 ke Purbalingga, Purwokerto, Kebumen dan sekitarnya (Mudik sambil Refreshing)
Bagi anda yang akan mudik menuju Purwokerto, Purbalingga, Kebumen dan sekitarnya, anda bisa mencoba melewati jalur alternatif berikut yaitu dari Slawi-Yomani (Yamansari) belok kiri arah Guci (Wisata Pemandian Air Panas)-Tuwel-Karangsari-Pulosari-Pratin-Selaganggeng (Mrebet)-Purbalingga. Jalur ini akan menghindari kemacetan di Bumiayu. Untuk melanjutkan ke Kebumen ambil jurusan Banjarnegara, di pertigaan setelah SPBU Mandiraja belok kanan menuju Bendungan Sempor lalu Gombong. Jalur ini akan menghindari kemacetan di Buntu, Kemranjen atau Sumpiuh. Selama dalam perjalanan itu mata anda akan dimanja oleh pemandangan yang sangat indah serta udara yang sejuk di lereng Gunung Slamet. Namun melewati jalur ini dibutuhkan kondisi yang prima baik pengendara maupun kendaraannya, karena walaupun sebagian besar jalan beraspal hotmix tapi anda akan melewati tanjakan, turunan, dan belokan yang tajam, serta jalan yang agak sempit. Jalan yang rusak terdapat di wilayah Pulosari. Anda akan melewati kebun stroberi, pinggir hutan pinus, damar, serta pintu belakang Wana Wisata Baturaden. Di jalur itu juga ada beberapa alternatif jalur, bisa lewat Moga, Randudongkal, atau Gua Lawa Karangreja yang nantinya lewat Bobotsari lalu Purbalingga. Sekali lagi karena melewati jalan desa maka kondisi pengendara harus benar-benar fit supaya tidak lengah dalam menghadapi tanjakan, turunan, dan belokan yang tajam dan jangan ceroboh. Kendaraan pun harus sehat, bensin dan ban harus dipersiapkan dahulu untuk menghindari kehabisan bensin dan ban bocor sebab penjual bensin dan tambal ban jaraknya agak jauh-jauh. Nah, berani mencoba? Hati-hati dan waspada!
Membangun tapi....
Pasir adalah bahan bangunan yang sangat vital. Tanpa pasir bangunan tak bisa berdiri. Di daerahku jika akan membangun rumah atau bangunan lain pasir dibeli dari daerah lain tentunya dengan harga yang mahal. Untuk mengganti fungsi pasir yang mahal tersebut digunakanlah tras. Tras adalah tanah pasir yang diambil dari dalam tanah. Umumnya berwarna kecoklatan. Tras ini diambil dengan menggali bukit yang mengandung tras. Tidak semua bukit mengandung tras. Setelah digali bukit akan bertebing tegak penuh lubang bahkan ada yang seperti gua. Tentu ini sangat membahayakan bagi penggalinya dan tentunya juga lingkungan menjadi rusak. Tapi memang dilematis, di satu sisi sangat dibutuhkan di sisi lain menyebabkan kerusakan lingkungan. Di satu pihak bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan dan wira usaha dengan usaha produksi batako atau penjualan tras dan batu itu sendiri di pihak lain berapa kerugian yang harus dibayar dengan adanya kerusakan lingkungan tersebut serta bencana yang sewaktu-waktu bisa timbul. Walohu a'lam bishowab.
Kamis, 06 Agustus 2009
Foto-foto wisuda
Inilah beberapa gambar saat wisuda 2 Juni 2009 yang diawali dengan seminar sehari sebelumnya (1 Juni 2009)
Langganan:
Postingan (Atom)